Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas. Perjalanan Percetakan di Indonesia 1667: Pemerintah sentra berinisiatif mendirikan percetakan dan mengorder alat cetak yang lebih bagus, termasuk matriks 1677: Dokumen dengan kosa kata Belanda-Melayu pertama kali dicetak. 1693: Dokumen New Testament dicetak dalam bahasa Portugis. 1699: Pendeta Penerbitan buku di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang, apalagi ketika masyarakat Indonesia kebanyakan adalah petani dan nelayan. Pertumbuhan penerbitan dan percetakan di Indonesia pun semakin meningkat. Pada tahun 1950, IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia memiliki anggota 13 penerbitan saja, namun pada tahun 1965, jumlah anggota Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1659 telah masuk barang percetakan pertama yang diberi nama Almanak Tijdboek. Diperkirakan sekitar abad ke-17 Nederland tertarik membuka usaha percetakan di Indonesia, yaitu Jakarta. Pada tahun 1619 DKI Jakarta sudah menjadi pusat pemerintahan pada zaman VOC. Baca juga: Mengenal Proses Percetakan Surat Suara Pemilu di PT Gramedia, Ada Penanganan Khusus dan Penjagaan Ketat. Menurut Bambang, proses percetakan surat suara kali ini tidak seketat lima tahun sebelumnya. Sebab, pihaknya hanya perlu menunggu persetujuan panduan Digital Color Proofing (DCP) untuk bisa melanjutkan cetak massal. voU8unh.