KH Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) & Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW: {Mohon bagi warga Aswaja/NU untuk di save/simpan/di share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin"} 1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW 2.
KHHasyim Asy'ari, Sang Pemilik Sanad Kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Redaksi. Kamis, 02 Januari 2020. Januari 02, 2020. Komentar
Silsilah sanad keilmuan KH Hasyim Asy'ari ( Pahlawan Nasional & Pendiri NU ) sampai Rasulullah.yuk kita simak videonya!
KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sedangkan KH Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua ulama ini di kemudian hari dianugerahi gelang pahlawan nasional Dari dua walisongo itu, dua tokoh besar bangsa Indonesia, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari.
Halini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy'ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan sanad keilmuan yang jelas. Geneologi atau sanad sebuah kitab tidak bisa diijazahkan kepada seseorang yang tidak menguasai dan memahami kitab tersebut melalui sistem pengajaran dari guru-guru pemegang sanad itu.
Sosok kiai karismatik pendiri organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia yang kita kenal dengan Mbah Hasyim Asy'ari ini adalah ulama yang tersohor pada abad ke-20. Masyarakat Indonesia, dan warga muslim dunia sudah tak asing lagi dengan ulama sekaliber KH Hasyim Asy'ari. Terlebih Mbah Hasyim juga memberikan perhatian khusus, kepedulian terhadap pendidikan perempuan.
Perjuangan K.H. Hasyim Asy'ari bermula di Tebuireng. Dari situ, ia pelan-pelan membangun reputasi sebagai ahli hadis dan menjadi ulama yang disegani. tirto.id - Hasyim Asy'ari lahir pada 14 Februari 1871. Setelah belajar di sejumlah pesantren di Jawa dan Madura, ia melanjutkan belajar di Makkah.
Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari adalah orang pertama yang menyelenggarakan kajian hadits dan juga tradisi sanad di Indonesia. Demikian sebagaimana pernah dijelaskan KH M Tolchah Hasan dalam suatu kesempatan bedah pemikiran KH Hasyim Asy'ari di Universitas Islam Malang pada tahun 2014.
PendiriNahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy'ari dijelaskan dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: Moderasi, Keumatan, Kebangsaan (Zuhairi Misrawi, 2010) merupakan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Hal ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy'ari telah hafal ribuan hadits yang diperoleh dari guru-gurunya dengan
HasyimAsy'ari adalah putra ketiga dari sepuluh bersaudara dengan sosok ayah bernama Kiai Asy'ari, pengasuh Pesantren Keras di Jombang sebelah Selatan. Ia memiliki garis keturunan dengan Sultan Pajang (Jaka Tingkir/Adipati Adiwijaya) dan masih terkait dengan Raja Majapahit, Raja Brawijaya V. KH Hasyim Asy'ari mempunyai sanad keilmuan yang
wqyYZPi. As-sanadu minad dĂŽn. Sanad adalah bagian dari agama. Jika saja tiada sanad maka seseorang bisa berpendapat semaunya. Demikianlah pendapat Abdullah bin Mubarak. Jadi sanad inilah yang membedakan antara keilmuan agama Islam dan keilmuan awal masa perkembangan Islam, sanad diberlakukan hanya dalam periwayatan Al-Qurâan dan Hadits. Namun pada masa belakangan, sanad juga digunakan dalam periwayatan kitab-kitab karya ulama Muhammad Hasyim Asyâari adalah orang pertama yang menyelenggarakan kajian hadits dan juga tradisi sanad di Indonesia. Demikian sebagaimana pernah dijelaskan KH M Tolchah Hasan dalam suatu kesempatan bedah pemikiran KH Hasyim Asyâari di Universitas Islam Malang pada tahun Tolchah juga menjelaskan, KH Hasyim Asyâari membawa tradisi sanad ini dari Syekh Mahfud Termas. Kita mengetahui bahwa Syekh Mahfud Termas, sebagaimana dijelaskan sejarawan Abdurrahman Masâud dalam bukunya âIntelektual Pesantrenâ, adalah pemegang sanad terakhir the last link demikian, bukan berarti bahwa KH Hasyim Asyâari hanya mendapatkan sanad Sahih Bukhari saja dari Syekh Mahfud, melainkan juga sanad Kutubus Sittah. Juga sanad kitab-kitab lain termasuk kitab-kitab fiqih Madzahib Arbaâah Mazhab Empat. Jadi pantaslah jika Nahdlatul Ulama menyatakan dirinya bermazhab kepada salah satu imam ini kami sajikan sanad kitab Sunan Abi Dawud yang ditulis oleh Al-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Asyâats As-Sajistani radliyallahu anhu. Kitab ini juga adalah salah satu kitab yang banyak dikaji di KIfâyatul Mustafid li Mâ alâ minal Asânid karya Syekh Mahfudh At-Tirmisi memaparkan rantai sanad tersebut. Terkait kitab Sunan Abi Dawud, KH Hasyim Asyâari mendapatkan hadits dan ijazahnya dariSyekh Mahfudh At-Tirmisi, beliau mendapatkan dariSyekh Sayyid Muhammad Amin Al-Madani, beliau mendapatkan dariSyekh Abdul Ghani bin Abi Saâid Al-Umari w. 1296 H, beliau mendapatkan dariSyekh Abid Al-Anshari w. 1257 H, beliau mendapatkan dariSayaikh Abdirrahman bin Sulaiman Al-Ahdal 1250 H, beliau mendapatkan dariAyahnya, yiatu Sayyid Sulaiaman bin Yahya Al-Ahdal 1197 H, beliau mendapatkan dariSayyid Ahmad bin Maqbul Al-Ahdal w. 1163 H, beliau mendapatkan dariSayyid Yahya bin Umar Al-Ahdal w. 1147 H, beliau mendapatkan dariSayyid Abi Bakar bin Ali Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariSayyid Yusuf bin Muhammad Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariSayyid Thahir bin Husain Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariAl-Hafidh Abdurrahman bin Ali Ad-Daybaâ As-Syaibani, beliau mendapatkan dariAz-Zain As-Syarji, beliau mendapatkan dariSulaiman bin Ibrahim Al-Alawi, beliau mendapatkan dariAli Abi Bakar bin Syaddad, beliau mendapatkan dariAbil Abbas Ahmad bi Abil Khair As-Syamakhy, beliau mendapatkan dariAyahnya, yakni Syekh Abil Khair As-Syamakhi beliau mendapatkan dariSulaiman bin Aqil Al-Asqalani, beliau mendapatkan dariNashr bin Abil Faraj, Al-Hashari, beliau mendapatkan dariAn-Naqib Abi Thalib ibn Zaid Al-Alawi, beliau mendapatkan dariAbi Ali At-Tustari, beliau mendapatkan dariAl-Qasim bin Jaâfar Al-Hasyimi, beliau mendapatkan dariAbi Ali Muhammad bin Ahmad Al-luâluâiy, beliau mendapatkan dariAl-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Al-Asyâats As-Sajistani. Penyusun kitab Sunan Abi Ahmad Nur Kholis, Alumni Pascasarjana Universitas Islam Malang Unisma
ďťżGuru kh hasyim asyari. Foto istimewa - KH. Hasyim Asy'ari Pendiri NU dan Imam Abu Hasan Al Asy'ari Aqidah Asy'ariyyah punya sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW Mohon bagi warga Aswaja atau NU untuk memahami sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin". Baca Jawaban Bagi Yang Ngaku NU Tapi Suka Nyerang Kiai, NU dan Bela Haters NU 1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW 2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu" 3. Muhammad Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Jaâfar 4. Al Imam Wasil bin Athoâ 5. Al Imam Amr bin Ubaid 6. Al Imam Ibrohim Annadhom 7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq 8. Al Imam Abu Hasi Adzubaâi 9. Al Imam Abu Ali Adzubaâi 10. Al Imam Abu Hasan Alaâasyariy Pendiri Faham âAhlusunnah Wal Jama'ahâ Aswaja 234 Karangannya Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Lumaâ, dll 11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily 12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll. 13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arbaâin, Al kafiyah, dll 14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali. Karangannya Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll. 15. Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya kitab Al Milal Wannihal, Musoroâatul Fulasifah, dll. 16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll 17. Abidin Al Izzy, karangannya Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam. 18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya Kitab Al Aqidatul Kubro dll. 19. Imam Al Bajury, karangannya Kitab Jauhar Tauhid, dll. 20. Imam Ad Dasuqy, karangannya Kitab Ummul Barohin, dll. 21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya Kitab Sarah Jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll. 22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya Kitab Fathul Arifin, dll. 23. Muhammad An Nawawi Banten, karangannya Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll. Yang mayoritas ulama di Indonesia memakai karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan. 24. Syech Mahfudz At-Termasi mursyid Hadist Budhori matan ke-23, muridnya al â Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasinâ Syaikhona Kholil - Bangkalan MaduraâAbdul Shomad Al-Palembangi- Palembang 25. KH. Hasyim AsyâAri Pendiri NU. Guru KH Hasyim Asyari Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyâari Tebu Ireng Jombang, KH. Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang, KH. Bisri Syansuri Denanyar Jombang, KH Asâad Syamsul Arifin Sukorejo Situbondo, Kiai Cholil Harun Rembang, Kiai Ahmad Shiddiq Jember, Kiai Hasan Genggong Probolinggo, Kiai Zaini Munâim Paiton Probolinggo, Kiai Abi Sujak Sumenep, Kiai Toha Bata-Bata Pamekasan, Kiai Usymuni Sumenep, Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri, Kiai Munawir Krapyak Yogyakarta, Kiai Romli Tamim Rejoso Jombang, Kiai Abdul Majid Bata-Bata Pamekasan. Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyâari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat NU. Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asyâari melakukan shalat istikharah minta petunjuk kepada Allah, untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran Ahlussunnah Wal Jamaâah. Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim Asâari, akan tetapi petunjuk isyarah tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asyâari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyâari melalui perantara Kiai Asâad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jamâiyah Nahdlatul Ulama NU. Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Baca Habib Hamid Ungkap Kekaguman Habib Umar ke NU dan Indonesia Salah satu pendiri jamâiyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asyâari, beliau meminta persetujuan waliyullah tanah Jawa. Yaitu Kanjeng Sunan Ampel. Mudah-mudahan bermanfaat dunia dan akhirat aamiin. [dutaislam/ka]
Lho, KH. Hasyim Asyâari Pernah Berfatwa Haji tak Wajib, Alasannya?KH. Hasyim Asyâari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama NU, dikenal sebagai sosok ulama yang mumpuni. Hal ini dibuktikan dengan gelar yang diraih Mbah Hasyimâsapaan akrab untuk pendiri NU iniâ yakni Hadratussyaikh atau Syekh yang artinya 'Maha Guru' menjadi gelar yang diberikan khususnya untuk orang yang benar-benar pantas mendapatkannya. Gelar ini berarti satu tingkat di atas gelar syekh. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Gelar tersebut disandang KH Hasyim Asy'ari sejak dari Makkah. Hal ini dikarenakan keilmuan KH Hasyim Asyari yang multiidisiplin ilmu. Yakni, selain menguasai berbagai disiplin keilmuan Islam fikih, tafsir, hadis, tasawuf, Bahasa Arab, dll secara mendalam, juga hafal kitab-kitab babon induk hadits dari Kutubus Sittah yang meliputi Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bukhori Muslim, Sunan Abu Dawud, Turmudzi, Nasaâi, Ibnu Majah. Karena kemampuan yang luar biasa inilah, beliau akhirnya dijuluki sebagai Maha Guru. Sampai saat ini, belum ada lagi seseorang yang mendapatkan julukan dengan gelar tersebut. Sebagai tokoh agama yang luar biasa, maka fatwa dan titah-titahnya sangat dinantikan. Satu hal yang dianggap kontroversi adalah soal haji. Tepatnya musim haji pada masa-masa menjelang kemerdekaan hingga beberapa tahun usai kemerdekaan Indonesia dari situs NU Online, jumlah jamaah Indonesia pada tahun 1941 M sampai 1949 atau 1359 H sampai 1368 H tidak dapat diketahui dengan pasti. Bahkan, dalam catatan Henry Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam 2019 72, pada tahun-tahun masih berkecamuk perang dunia ke-2. Kemungkinan yang berangkat haji ada, namun tidak terdata dengan pasti. Selain perang dunia ke-2, salah satu faktornya terkait fatwa KH Hasyim Asyâari, sebagai pemimpin tertinggi Masyumi mengeluarkan fatwa tidak wajib berhaji di tahun 1947.âHaram bagi umat Islam Indonesia meninggalkan tanah air dalam keadaan musuh menyerang untuk menjajah dan merusak agama. Karena itu, tidak wajib pergi haji di mana berlaku fardhu ain bagi umat Islam dalam keadaan melakukan perang melawan penjajahan bangsa dan agama.â Mursyidi dan Harahap, 1928 28 dalam Naik Haji di Masa Silam, 2019 72.Baca JugaAlasan Warga NU TahlilanKH Hasyim Asy'ari Tehur MenantunyaMuhammadiyah Juga Tahlilan?Sebagaimana diketahui, haji merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam, khususnya bagi yang mampu menunaikannya. Kemampuan ini tidak hanya diukur dari kondisi fisik dan finansial ongkos naik haji semata, tetapi juga terkait pengetahuan dan keluangan waktu dalam melaksanakannya. Namun sebagaimana ibadah lainnya, hukum berhaji juga dapat berubah sesuai illat atau sebab yang fatwa dari Kiai Hasyim itu tentu saja bukannya tanpa alasan kuat dan dasar pijakan yang kokoh. Kakek dari Presiden ke-3 RI, Gus Dur, itu melihat hal yang jauh lebih penting ketimbang sekadar melaksanakan ibadah haji yang kemaslahatannya hanya untuk pribadi. Sementara, ada hal yang lebih besar manfaatnya karena bisa dirasakan oleh orang banyak, yaitu kemerdekaan negara Indonesia yang sepenuhnya. Ya, fatwa tidak wajib berhaji itu ditengarai kondisi sosial politik yang mewajibkan umat Islam untuk mengangkat senjata dalam rangka melawan penjajah demi kemerdekaan sepenuhnya untuk negara diketahui, pada 22 Oktober 1945, Kiai Hasyim yang juga Rais Akbar NU itu mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam maju ke medan tempur dalam peperangan pada radius diperbolehkannya shalat untuk menghentikan perlawanan perang yang sedemikian kuat, perwakilan Belanda di Indonesia Van der Plas menyediakan fasilitas pemberangkatan haji dan menjamin keamanannya. Tawaran demikian memang menggoda umat Islam Indonesia pada masanya. Karenanya, ada banyak orang juga yang tertarik untuk mendaftarkan dirinya untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun, adanya fatwa Kiai Hasyim mengenai tidak wajib berhaji dan fardhu ain berperang membuat tawaran tersebut tidak Munâim DZ dalam Kiai Hasyim Mengharamkan Haji Politis dalam Fragmen Sejarah NU 2016 271 mencatat ada dua hal yang menyebabkan pengeluaran fatwa itu. Pertama, Indonesia belum memiliki kapal untuk memberangkatkan rakyatnya berhaji. Jika berhaji dengan menggunakan fasilitas dari Belanda yang notabene adalah penjajah akan memberikan keuntungan bagi mereka dari sisi JugaAlasan Warga NU TahlilanKH Hasyim Asy'ari Tehur MenantunyaMuhammadiyah Juga Tahlilan? hasyim asyari NU haji tak wajib jamaah haji jemaah haji tak wajib haji fatwa haji fatwa kiai hasyim